Home Games Music Angklung Instrument
Angklung Instrument

Angklung Instrument

Music 1.28 11.44MB

by sayunara dev Jan 17,2025

Angklung: Sebuah Alat Musik Tradisional Indonesia Istilah "angklung" berasal dari bahasa Sunda, "angkleung-angkleung," yang menggambarkan gerakan pemain mengikuti irama musik. Kata "klung" sendiri merujuk pada bunyi khas alat musik ini. Setiap nada dihasilkan oleh tabung bambu dengan ukuran berbed

3.2
Angklung Instrument Screenshot 0
Angklung Instrument Screenshot 1
Angklung Instrument Screenshot 2
Angklung Instrument Screenshot 3
Application Description

Angklung: Sebuah Alat Musik Tradisional Indonesia

Istilah "angklung" berasal dari bahasa Sunda, "angkleung-angkleung," yang menggambarkan gerakan pemain mengikuti irama musik. Kata "klung" sendiri merujuk pada bunyi khas alat musik ini. Setiap nada dihasilkan oleh tabung bambu dengan ukuran berbeda, menciptakan melodi indah saat digoyangkan. Oleh karena itu, angklung biasanya dimainkan secara kolektif.

Bambu hitam (Awi Wulung) atau bambu ater (Awi Temen), yang berwarna kuning keputihan saat kering, umumnya digunakan dalam pembuatan angklung. Dua hingga empat tabung bambu dengan ukuran berbeda dirangkai dan diikat menggunakan rotan.

Cara Memainkan Angklung

Cara memainkan angklung cukup sederhana. Pemain memegang kerangka angklung (bagian atas) dan menggoyang bagian bawahnya untuk menghasilkan suara. Tiga teknik dasar memainkan angklung meliputi:

  1. Kerulung (Getar): Teknik paling umum, di mana kedua tangan menggetarkan dasar tabung bambu ke kiri dan kanan berulang kali.

  2. Centok (Sentak): Tabung ditarik cepat oleh jari ke telapak tangan, menghasilkan bunyi hentakan tunggal.

  3. Tengkep: Satu tabung digetarkan sementara tabung lain ditahan, menghasilkan satu nada saja.

Berbagai Jenis Angklung

Seiring perkembangannya, berbagai jenis angklung telah muncul di Indonesia:

  1. Angklung Kanekes: Berasal dari Baduy, dimainkan hanya dalam upacara penanaman padi, dan hanya dibuat oleh suku Baduy Dalam.

  2. Angklung Reog: Mengiringi Tari Reog Ponorogo di Jawa Timur. Berbeda dengan angklung umum, angklung ini bersuara lebih keras, hanya memiliki dua nada, dan sering digunakan sebagai hiasan (juga dikenal sebagai klong kluk).

  3. Angklung Dogdog Lojor: Digunakan dalam tradisi Dogdog Lojor, upacara penghormatan padi di Kasepuhan Pancer Pangawinan, Banten Kidul. Enam pemain terlibat, dua memainkan angklung Dogdog Lojor dan empat lainnya memainkan angklung besar.

  4. Angklung Badeng: Berasal dari Garut, awalnya digunakan untuk ritual penanaman padi, kemudian beralih fungsi sebagai pengiring dakwah Islam. Sembilan angklung digunakan dalam satu set: dua roel, satu kecer, empat indung, dua anak, dua dogdog, dan dua gembyung.

  5. Angklung Padaeng: Dipopulerkan oleh Daeng Soetigna pada tahun 1938, dengan modifikasi struktur batang untuk menghasilkan nada diatonik, memungkinkan kolaborasi dengan alat musik modern. Pengembangannya dilanjutkan oleh Handiman Diratmasasmita dan Udjo Ngalagena untuk memperkenalkan angklung ke kancah internasional.

Music

REVIEWS
POST COMMENTS+
There are currently no comments available